Pengertian Restitusi Disiplin, Filosofi, Segitiga Restitusi dan Langkahnya
Pengertian
Restitusi adalah metode untuk penyusunan kembali model disiplin di sekolah. Restitusi berfokus pada solusi atau pemecahan masalah yang bisa dilakukan bukan pada masalahnya. Restitusi mengajak murid untuk mengidentifikasi kembali tindakannya, sehingga dia bisa menganalisis dan memikirkan langkah yang tepat dalam pemecahan masalahnya.
![]() |
Belajar di kelas |
- Kesalahan adalah hal yang normal karena manusia berbuat salah setiap harinya.
- Setiap manusia tahu jika berbuat salah.
- Semakin disalahkan dan dikritik membuat dia jadi tidak percaya diri dan berfokus pada kesalahan.
- Proses dari restitusi menguatkan setiap individu karena diri sendirilah yang menyelesaikan dan memperbaiki kesalahan.
- Proses restitusi membuat banyak kesempatan bagi setiap murid untuk merasakan “sukses” pertamanya, merasa dihargai, dan lebih terbuka untuk percaya pada diri sendiri juga orang lain.
- Individu yang tumbuh dalam restitusi menjadi lebih mengerti bahwa kesalahan adalah hal yang biasa sehingga dia pun akan melakukan proses restitusi pada orang sekitarnya.
Setelah kita pahami dan sepakati keenam landasan filosofis tadi, mari kita mulai mempraktikkannya melalui langkah-langkah berikut:
- Ciptakan suasana positif.
- Ajak murid untuk berpikir dan menganalisis kesalahannya.
- Beri ruang pada murid untuk memikirkan solusi terbaik.
Restitusi memberikan kemerdekaan untuk murid dalam menyelesaikan masalahnya, bukan guru yang memutuskan. Ketika ini berhasil, akan muncul penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Murid merasa lebih berharga dan percaya diri.
Diane Gossen memberikan strategi untuk melakukan restitusi dengan “segitiga restitusi”. Segitiga ini akan membantu kita memahami perilaku murid dan membangun hubungan yang lebih baik antara guru dan murid.
Sisi segitiga yang pertama yaitu menstabilkan identitas, sisi kedua adalah kita validasi kesalahannya, dan sisi yang ketiga adalah menanyakan keyakinan murid.
Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).
Melalui restitusi kita dapat membantu peserta didik menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, serta memulihkan dirinya setelah berbuat salah.
Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilainilai kebajikan yang mereka pegang.
Langkah Restitusi
Restitusi membantu peserta didik untuk jujur pada diri sendiri, mampu merefleksi diri dan mengevaluasi dampak dari kesalahan yang dilakukan. Restitusi memberikan penawaran bukan paksaan.
Ada tiga langkah dalam Segititiga Restitusi yaitu:
1 . Menstabilkan Identitas
Contoh kalimatnya antara lain:
- Berbuat salah itü tidak apa-apa.
- Tidak ada manusia yang sempurna
- Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
- Kita bisa menyelesaikan ini.
- Bapak/lbu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/lbu ingin mencari solusi dari permasalahan ini.
- Kamu berhak merasa begitu.
- Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?
2. Validasi tindakan yang salah
Contoh kalimatnya, antara lain:
- Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?
- Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu
- Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu.
- Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.
3. Menanyakan keyakinan.
Contoh kalimatnya, antara lain:
- Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
- Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
- Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
- Kamu mau jadi orang yang seperti apa?
Langkah ini digambarkan dalam bentuk segitiga seperti Gambar 1 di bawah ini.
![]() |
Segitiga Restitusi |
Jika anak berbuat salah maka ada kebutuhan dasar mereka yang tidak terpenuhi. Bagian dasar segitiga restitusi memiliki tujuan untuk merubah orang yang gagal karena telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses.
Kita harus mampu meyakinkan mereka dengan mengatakan kalimat seperti : tidak ada manusa yang sempurna; saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Ketika seseorang dalam kondisi emosional maka otak tidak akan mampu berpikir rasional, saat inilah kita menstabilkan identitas anak. Anak kita bantu untuk tenang dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan.
2. Langkah kedua adalah memvalidasi tindakan yang salah.
Pada langkah kedua ini, kita harus memahami dan menemukan kebutuhan dasar yang mendasari tindakan anak berbuat kesalahan. Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki maksud/tujuan tertentu.
Ketika kita menolak anak yang berbuat salah, dia akan tetap dalam masalah. Yang diperlukan adalah kita memahami alasan melakukan hal tersebut sehingga anak merasa dipahami.
3. Langkah ketiga yaitu menanyakan keyakinan.
Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika langkah 1 dan Langkah 2 sukses dilakukan, maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Penting menanyakan ke anak tentang kehidupan kedepan yang dia inginkan.
Ketika mereka sudah menemukan gambaran masa depannya, guru dapat membantu mereka untuk tetap fokus pada gambarannya. Melalui segitiga restitusi kita dapat mewujudkan mereka menjadi murid yang merdeka. Mereka mampu menyelesaikan masalah dengan motivasi internal dan bertanggung jawab terhadap pilihannya.
Baca juga: Disiplin Positif
Sumber : Berbagai sumber dan referensi yang relevan
Posting Komentar untuk "Pengertian Restitusi Disiplin, Filosofi, Segitiga Restitusi dan Langkahnya"